Dekat rumah pengasingan, terdapat Taman Renungan di mana Soekarno sering beristirahat di bawah pohon sukun. Tempat ini menjadi saksi bisu dari proses pemikiran Soekarno dalam merumuskan nilai-nilai Pancasila yang penting bagi bangsa Indonesia.
Tepat di bawah pohon sukun tersebut, terdapat tulisan Bung Karno yakni Di kota ini kutemukan lima butir mutiara, di bawah pohon sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Bawaslu Ingatkan Semangat Pancasila
Pohon sukun masa pengasingan Soekarno sudah tumbang sekitar tahun 1960 dan ditanam pohon sukun baru pada 1981.
Meskipun pohon sukun yang asli sudah tidak ada, pohon penggantinya tetap menjadi simbol penting dalam sejarah Ende dan Indonesia. Bung Karno banyak menulis naskah tonil.
Sedikitnya ada 13 naskah sandiwara yang dibuat Bung Karno di Ende, yakni Dokter Setan, Rendo, Rahasia Kelimutu, Jula Gubi, Kut Kutbi, Anak Haram Jadah, Maha Iblis, Aero Dinamit, Nggera Ende, Amoek, Rahasia Kelimutu II, Sang Hai Rumba, dan 1945.
Selain itu, Ende juga menyimpan makam Ibu Amsi, mertua Soekarno, yang merupakan bagian dari jejak sejarah keluarga Soekarno di kota ini. Penduduk setempat dengan bangga memelihara dan menghormati peran besar yang dimainkan oleh Bung Karno dalam sejarah modern Indonesia.
BACA JUGA:Jelang Pilkada, Bawaslu Ingatkan Semangat Pancasila
Kunjungan ke Ende bukan hanya akan memberikan pengalaman wisata sejarah yang mendalam, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan pentingnya tempat ini dalam membentuk jati diri bangsa Indonesia.
Dari sini, kita bisa memahami bagaimana perjuangan dan pemikiran Soekarno mengilhami dan membentuk fondasi negara yang kuat dan berdaulat seperti yang kita kenal hari ini.
Sumber : Indonesia.go.id