RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Berbicara tentang peti mati, sebagian orang mungkin merasa merinding mendengarnya.
Bukan tanpa alasan karena dalam kisah misteri maupun horor segalah yang berbau kematian memang mengerikan khususnya bagi mereka yang kecil nyali.
Tak pelak kehadiran peti mati menjadi identik dengan nuansa seram, apalagi setelah di populerkan dalam film-film yang bertemakan makhluk kejam penghisap darah.
Lantas dari mana asal mulah peti mati digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir oleh orang yang telah wafat.
BACA JUGA:Pecinta Otomotif, Wajib Tahu ! Ini Beberapa Jenis Sepeda Motor Dijuluki Tercepat Di Dunia
Pada masa mesir kuno peti mati terbuat dari batu yang disebut dengan sarkofagus. Hanya kaum bangsawan dan orang-orang kaya saja yang jasadnya disimpan dalam sarkofagus.
Dalam perkembangan selanjutnya manusia menggunakan peti mati dari kayu sebagai tempat peyimpanan mayat.
Di Tiongkok dan Jepang peti mati di buat dari kayu khusus yang wangi dan tahan pembusukan. Fungsinya sangat penting dalam prosesi pemakaman adat etnis tionghoa sejak duluh kalah.
Dalam upacara kematian etnis tionghoa, ketika doa berkabung berakhir peti mati ditutup rapat selama penyegelan peti mati, semua yang hadir harus berpaling dari peti mati jika melihat dipercaya akan membawa kesialan.
BACA JUGA:Pengguna HP Vivo Wajib Tau! Inilah Cara Mengatasi Iklan Yang Sering Muncul Tiba-Tiba Pada HP Vivo
BACA JUGA:Jangan Di Biasakan ! Ini Beberapa Alasan, Kenapa Tidak Disarankan Menunda Makan
Dari bentuknya peti mati tradisonal tiongkok yang disebut siupan jelas berbeda dengan peti mati umat kristiani.
Prosesi pemakaman cina membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga pada masa awal pemerintahan komunis para pejabat dilarang melakukan penguburan secara tradisonal karena dianggap suatu pemborosan.
Jenaza lalu tidak dikubur melainkan digantikan dengan dikremasi atau membakar mayat. Namun didaerah-daerah pedasan pemakaman secara tradisonal masih sering dilakukan sebagi bentuk bakti anak kepada orang tuanya.