Terganjal Lahan, 25 Desa Mukomuko Terancam Gagal Dibangun KDMP

Senin 24 Nov 2025 - 21:42 WIB
Reporter : Wahyudi
Editor : Ependi

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Upaya menghadirkan wadah ekonomi kerakyatan melalui program KDMP atau Koperasi Desa Merah Putih di Kabupaten Mukomuko masih menemui hambatan serius. Di tengah optimisme pembangunan ekonomi berbasis desa, sebanyak 25 desa terpaksa harus menunda bahkan belum bisa mengikuti program tersebut lantaran tidak memiliki lahan untuk pendirian sarana koperasi.

Dari total 148 desa di Mukomuko, tercatat sebanyak 123 desa telah menyiapkan lahan untuk pembangunan KDMP sebagai pusat aktivitas Koperasi Desa Merah Putih. Bahkan, dari jumlah tersebut, 44 desa sudah mulai memasuki tahap realisasi pembangunan, mulai dari pembangunan gerai koperasi, tempat usaha, hingga fasilitas penunjang lain yang diperuntukkan bagi penguatan ekonomi masyarakat desa.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Mukomuko, Nurdiana, SE, MAP, menjelaskan bahwa hingga kini belum ada solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Desa yang belum punya lahan memang belum bisa kita fasilitasi untuk pembangunan KDMP. Untuk pembelian lahan menggunakan dana desa juga belum ada regulasi yang mengatur secara jelas. Begitu juga jika diusulkan ke Pemkab Mukomuko, saat ini belum memungkinkan karena keterbatasan APBD,” ungkap Nurdiana.

BACA JUGA:44 Titik KDMP di Mukomuko Mulai Dibangun

BACA JUGA:91 Desa Usulkan Pendirian KDMP, Terget Dibangun Serentak November 2025

Menurutnya, kondisi ini menjadi dilema tersendiri, karena di satu sisi pemerintah daerah terus mendorong penguatan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi desa, namun di sisi lain terbentur pada aturan dan kemampuan keuangan daerah yang belum memadai.

Koperasi Desa Merah Putih sendiri digagas sebagai ruang strategis untuk menampung berbagai aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari pemasaran hasil pertanian, perikanan, kerajinan lokal, hingga usaha mikro yang selama ini menjadi denyut nadi perekonomian desa. Kehadiran koperasi ini diharapkan mampu memperkuat posisi tawar petani, pedagang kecil, serta mendorong perputaran ekonomi yang lebih adil dan merata.

"KDMP itu sebuah simbol kebangkitan ekonomi rakyat, tempat berkumpulnya semangat gotong royong dan kemandirian yang menjadi ruh pembangunan desa," pungkasnya. (rel)

Kategori :