RADAR UTARA - Ternyata menentukan tenor cicilan KPR (kredit pemilikan rumah) itu bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti keuangan pribadi, preferensi, dan juga oleh situasi kehidupan seseorang itu sendiri.
Sebagaimana diketahui bahwa tenor yang lama biasanya mendapatkan nominal cicilan yang lebih kecil. Hal ini akan memberikan kenyamanan finansial bagi peminjam, apalagi bagi peminjam yang memiliki pendapatan bulanannya terbatas. Kemudian, apabila tenornya yang lebih pendek maka akan mendapatkan cicilan bulanannya lebih besar. Karena seseorang tersebut mungkin saja memiliki rencana keuangannya dalam jangka panjang dan melibatkan investasi bidang lain atau bisa juga pengguna dana yang memiliki tujuan yang lain pula dalam kurun waktu tertentu juga. Jadi pilihan tenor tersebut bisa disesuaikan dengan rencana tersebut. Hal ini dapat memungkinkan fleksibilitas yang diinginkan. Seperti halnya seseorang yang sudah mendekati waktu pensiun maka seseorang tersebut akan lebih memilih tenor yang lebih pendek, supaya bisa melunasi hutangnya sebelum tiba waktu pensiun. Hal bisa mengurangi beban keuangannya pada masa-masa pensiun. Diketahui juga bahwa pemilihan tenor bisa dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan peminjam itu sendiri terhadap risiko yang akan dialami. Apabila tenornyab lebih panjang, maka akan memberikan stabilitas pada cicilan bulanannya, namun sebaliknya dapat meningkatkan jumlah bunga yang akan dibayarkan. Biasanya, bagi peminjam yang memiliki kemampuan dalam mengelola risiko maka kemungkinan besar akan memilih tenor yang lebih pendek. Dengan demikian, sebelum terlanjur kenali dulu risiko memilih tenor panjang hingga 20 tahun, agar tidak menyesal setelah sudah berjalan, berikut ini : 1. Jumlah bunga yang akan dibayarkan. Jadi jika dengan tenor 20 tahun maka jumlah bunga yang harus dibayarkan akan menjadi lebih signifikan. Walaupun cicilan bulanannya lebih terjangkau tapi jumlah bunga yang harus kita bayar dalam kurun waktu yang panjang. Dapat membuat jumlah dari harga properti tersebut akan menjadi lebih mahal dari harga pembelian rumah itu sendiri. 2. Akan menghadapi risiko kenaikan suku bunga Apabila suku bunga mengalami kenaikan selama masa tenor KPR maka besar kemungkinan cicilan bulanan kita mungkin akan ikut naik juga. Hal ini dapat meningkatkan beban keuangan kita, untuk itu perlu diperhatikan jika ada perubahan terhadap suku bunga selama masa pinjaman. 3. Tidak ada kepastian ekonomi. Karena dengan kondisi ekonomi yang tadak stabil maka hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk membayar cicilan KPR. Apalagi kita mengalami perubahan dalam pekerjaan dan juga penghasilan. 4. Nilai properti yang berfluktuasi. Dengan tenor yang panjang, maka nilai properti tersebut dapat mengalami fluktuasi. Jadi bisa saja nilainya menjadi turun. Artinya kita bisa saja memiliki utang yang lebih besar daripada nilai properti itu sendiri. 5. Mengalami ketergantungan dengan kondisi pribadi. Karena dengan memiliki cicilan KPR selama 20 tahun itu akan mengikat kita dengan sebuah kewajiban terhadap pembayaran cicilan bulanan yang sangat signifikan. Hal ini akan membuat kita menjadi kurang fleksibel, dalam menhadapi perubahan keadaan keuangan atau terhadap kehidupan pribadi kita. BACA JUGA:Pecinta Kopi Wajib Tau, 5 Tips Menyimpan Kopi Supaya Aroma Segarnya Bertahan Lama 6. Biaya tambahan Sebab sebagaimana diketuhui bahwa selain cicilan pokok dan juga bunga. Masih ada lagi biaya tambahan yang harus kita bayarkan seperti biaya asuransi KPR, pajak properti, hal ini akan menambah beban keuangan kita lagi. 7. Memiliki keterikatan dalam jangka panjang. Dengan masa tenor 20 tahun maka artinya kita akan memiliki keterikatan terhadap kewajiban pembayaran dalam kurun waktu yang panjang juga. Hal ini akan membuat kendala bagi kita untuk berencana melakukan investasi lain. Untuk itu, sebelum memutuskan memiliki cicilan KPR selama 20 tahun. Disarankan terlebih dahulu untuk mempertimbangkan beberapa hal seperti kondisi keuangan pribadi, perencanaan untuk masa depan serta harus memahami konsekuensi dalam jangka panjang. (*)
Kategori :