MUKOMUKO RU - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kabupaten Mukomuko menyatakan. Data jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) versi Badan Pusat Statistik (BPS) beda jauh dengan data yang dimiliki Disperindag. Versi statistik, jumlah UMKM di Kabupaten Mukomuko sebanyak 23 ribu. Sedangkan data real di lapangan hanya sebanyak 13 ribu pelaku.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disperindagkop dan UKM Kabupaten Mukomuko, Nurdiana, SE, MAP ketika dikonfirmasi, Jumat (15/12) menegaskan. Data pelaku UMKM yang ia miliki itu berdasarkan jumlah surat keterangan usaha yang dikeluarkan oleh kepala desa di daerah ini. "Acuan kita yaitu surat keterangan usaha yang dikeluarkan oleh kepala desa. Yang menyatakan, warganya itu benar-benar membuka usaha. Hingga bulan Desember 2023 ini, jumlahnya sebanyak 13 ribu pelaku. Tapi versi statistik berbeda, justru jumlah pelaku usaha di daerah ini ada sebanyak 23 ribu. Terjadi perbedaan data sebanyak 10 ribuan," kata Nurdiana. Dari belasan ribu jumlah UMKM, sambung Nurdiana. Terbanyak yaitu usaha di bidang perdagangan. Baik itu dagang sayuran, gorengan, bakso, dan usaha yang lainnya. Selain itu, untuk menjalankan usaha perdagangan seperti di atas, tidak harus memiliki keterampilan khusus. Cukup ada modal dan ada kemauan, mereka bisa langsung terjun di bidang usaha itu. Lain halnya dengan usaha kerajinan. Semisal membatik, membuka usaha perbengkelan termasuk usaha menjahit. Harus memiliki keterampila khusus. BACA JUGA:Pemkab Bantu Peralatan Dukung Pengembangan UMKM "Itu harus ada keterampilan khusus. Makanya khusus untuk UMKM yang ada di Kabupaten Mukomuko ini lebih didominasi usaha di bidang perdaganga," ujarnya. Nurdiana juga mengungkapkan, terkait soal data UMKM yang berbeda. Pihaknya tidak mempermasalahkan. Semakin banyak pelaku usaha di daerah ini maka akan semakin bagus. Karena UMKM merupakan sektor ekonomi yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. "Namun harus diakui, masih terdapat berbagai kendala yang dihadapi para pelaku UMKM dalam memasuki pasar global. Seperti misalnya kurangnya pengetahuan, modal, teknologi dan keterbatasan akses ke pasar global," pungkasnya. (rel)
Kategori :