RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Aspal adalah komponen utama yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur khususnya jalan.
Baru-baru ini, pada masa keperintahan Presiden Jokowi, sejumlah parbrik aspal di Indoneisa telah memodifikasi elemen cairan aspal dengan mencapurkan lateks karet didalamnya.
Artinya, kedepan hasil karet di Indonesia tidak hanya diekspor ke luar negeri, melainkan sebagian besar akan dimanfaatkan di dalam negeri.
Dimungkinkan harga karet di Indonesia kedepan akan terus stabil, bahkan bisa terus mengalami pengingkatan harga.
BACA JUGA:Intensitas Hujan Meningkatkan, Pendapatan Petani Karet Menurun
BACA JUGA:Petani Bengkulu Utara Sumringah, Harga Karet dan Sawit Naik Segini
Di Kabupetan Bengkulu Utara, sejak pertengahan tahun 2024 lalu, harga karet ditingkat petani telah mencapai harga lebih dari Rp 10.000 perkilogram.
Hingga akhir tahun 2025 ini, medio Desember, harganya juga stabil bahkan cenderung mengalami peningkatan.
"Sejak Pertengahan tahun ini, harga di petani rata-rata Rp 10.500 hingga Rp 11.000 perkilogram,"ujar Suratman, salah satu petani karet sekaligus toke karet di Bengkulu Utara.
Dirinya juga berharap, harga ini terus stabil dan meningkat di tahun 2025 mendatang.
Disinggung tentang pemanfaatan karet juga akan digunakan untuk bahan campuran cairan aspal, menurutnya para petani akan lebih semangat untuk tetap merawat karet milik masing-masing.
BACA JUGA:Perubahan Cuaca, Harga Karet Turun
BACA JUGA:Kuota 2.000 Hektar Program Replanting, Tanaman Karet ke Sawit Juga Bisa?
Menurutnya, jika benar karet ini bisa digunakan sebagai campuran aspal, maka besar kemungkinan harga karet di tingkat petani juga bisa meningkat.
"Kalau memang bisa untuk campuran aspal, pasti harganya bisa naik terus,"ungkapnya.