Namun, orang Eropa baru pertama kali berinteraksi dengan buah ini pada abad ke-17.
Akan tetapi pada zaman sekarang ini buah sukun sudah beredar diberbagai penjuru di kepulauan Pasifik.
BACA JUGA:Kenali Buah Lai Yang Persis Mirip Dengan Buah Durian, Dengan Segudang Manfaat
Penjelajah Inggris, William Dampier, adalah orang Eropa pertama yang mencatat keberadaan buah ini. Ketika mengunjungi Guam pada tahun 1686, ia menemukan buah unik yang belum pernah dilihat sebelumnya di Eropa.
Dampier menggambarkan buah tersebut berasal dari pohon besar, tanpa biji di dalamnya saat dibelah.
“Kami menyebutnya breadfruit,” tulis Dampier dalam bukunya A New Voyage Round the World yang diterbitkan pada 1697.
Penamaan breadfruit (buah roti) berasal dari kemiripan rasanya dengan roti panggang.
Jika buah ini dibelah, kulitnya dikupas, dan dagingnya dipanggang di atas api, rasanya menyerupai roti panggang.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta: Buah yang Dijadikan Jus Akan Kehilangan Seratnya?
William Dampier menyebutkan bahwa breadfruit memiliki rasa yang enak serta bisa menjadi solusi untuk mengatasi kelaparan, krisis pangan, dan penyakit seperti kudis.
Setelah Dampier kembali ke Eropa, catatan tentang breadfruit menarik perhatian banyak orang.
Rasa penasaran orang Eropa terhadap buah ini semakin meningkat, tetapi keterbatasan akses membuat mereka hanya bisa membayangkannya. Sulit bagi mereka untuk mencicipi atau membawa bibit buah ini ke tanah mereka.
Selain Dampier, naturalis Belanda, Rumphius, juga mencatat keistimewaan breadfruit.
Dalam Herbarium Amboinese (1741), ia menyebutkan bahwa buah ini sangat bergizi, serbaguna, dan dapat menjadi sumber makanan yang menyelamatkan nyawa saat kelaparan melanda.